UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pancadasa Paramiteng Prabhu: Lima Belas Konsep Kepemimpinan Mahapatih Gajah Mada

Pancadasa Paramiteng Prabhu
Nubuat tentang kepemimpinan dalam agama Hindu diungkapkan melalui Kitab Suci Weda dan dijelaskan oleh bhagawan (orang suci) serta mahakawi Wiku Sunya melalui berbagai tulisan mereka. Ini juga disampaikan secara lisan oleh pemimpin yang berhasil membangun negaranya menjadi besar dan dihormati oleh semua orang. Kepemimpinan Hindu berkembang seiring berjalannya yuga. Banyak sastra yang merumuskan bagaimana kepemimpinan Hindu harus dimiliki oleh pemimpin bangsa dan negara. 

Ada yang merumuskannya melalui sastra Hindu yang terwariskan hingga sekarang, dan ada pula yang menjadi doktrin yang harus dihafalkan sepanjang waktu. Teks Nitisataka, misalnya, harus dihafalkan oleh pemeluk agama Hindu sejak kecil. Kutipan-kutipan sloka mahawakya dihafalkan sebagai pedoman hidup bernegara. Ini menjadi jalan menuju kesejahteraan bersama. Selain ajaran yang terdapat dalam Kitab Suci Weda, teks literer juga ditulis dalam bentuk konkret untuk diingat oleh generasi berikutnya. Rumusan kepemimpinan Hindu dan tujuannya berkembang sesuai dengan semangat zaman.

Pengertian Pancadasa Paramiteng Prabhu

Pengertian Pancadasa Paramiteng Prabhu
Pancadasa Paramiteng Prabhu adalah konsep kepemimpinan dalam budaya Jawa yang terdiri dari lima belas aspek atau sifat utama yang dipegang teguh oleh seorang pemimpin. Konsep ini digunakan sebagai panduan bagi pemimpin, baik dalam konteks pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat. Lima belas sifat ini mencakup berbagai nilai dan karakteristik yang dianggap penting bagi seorang pemimpin yang efektif dan berkualitas.

Sifat-sifat ini meliputi kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan (wijayana), keberanian dan kejujuran (satya bhaktya prabhu), kecerdasan dan pengetahuan yang luas (wicaksananengnaya), serta tanggung jawab yang kuat dan kesetiaan kepada prinsip-prinsip moral (asih i samasta bawana). Pancadasa Paramiteng Prabhu tidak hanya mencerminkan kualitas individu pemimpin, tetapi juga menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat dan negara. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, seorang pemimpin diharapkan mampu memimpin dengan bijaksana, adil, dan bertanggung jawab demi kesejahteraan bersama.

Bagian-bagian dari Pancadasa Paramiteng Prabhu

Bagian-bagian dari Pancadasa Paramiteng Prabhu
Sifat-sifat kepemimpinan yang melekat pada diri Mahapatih Gajah Mada, yang merupakan pemimpin utama pemerintahan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, merupakan landasan utama dalam menjalankan roda pemerintahan. Sifat-sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Wijayana

Wijayana dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk senantiasa memenangkan setiap peperangan. Ini merupakan konsepsi utama kepemimpinan Hindu, di mana seorang pemimpin yang berani harus mampu memenangkan setiap pertarungan untuk mempertahankan kedaulatan negara.

2. Mantriwira

Mantriwira mencerminkan sifat berani dan heroik dalam membela negara, yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menjaga stabilitas pemerintahan. Dengan memiliki sifat ini, pemimpin dapat mencapai tujuan mensejahterakan rakyat tanpa kendala.

3. Wicaksanengnaya

Artinya, seorang pemimpin harus cerdas, pandai, dan bijaksana dalam menjalankan tugas pemerintahan. Pemimpin harus taktis dan memiliki perencanaan matang dalam mengambil kebijakan politik yang berkaitan dengan sistem kepemerintahan.

4. Matanggwan

Sifat matanggwan mengacu pada kekuatan tabah, keteguhan, kekokohan, dan ketetapan hati seseorang dalam mengambil keputusan yang bermanfaat bagi banyak orang. Seorang pemimpin yang memiliki sifat ini tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

5. Satya Bhaktya Prabhu

Satya Bhaktya Prabhu menuntut kesetiaan dan ketaatan yang selalu dijunjung tinggi terhadap atasan. Ini merupakan azas universal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai bentuk penghormatan dan kepatuhan terhadap otoritas yang lebih tinggi.

6. Wagmiwakapadu

Istilah wagmiwakapadu dalam konsep kepemimpinan Hindu yang dianut oleh Mahapatih Gajah Mada mengacu pada kemampuan seorang pemimpin dalam bertutur kata dengan baik, menggunakan kalimat yang padu, dan intonasi yang sempurna sehingga tidak menimbulkan salah pengertian.

7. Sarjjawopasama

Pemimpin harus terlihat tenang, rendah hati, dan sabar dalam menghadapi persoalan. Mereka juga harus mampu mengekang diri dari hawa nafsu dan menunjukkan sikap yang sentausa, yakni stabil dan seimbang dalam segala situasi.

8. Dhirotsaha

Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang kokoh, tetap, dan mantap. Mereka harus kuat, teguh, berani, tenang, tabah, dan sabar. Dengan demikian, pemimpin dapat menghadapi tantangan dengan kekuasaan, kekuatan, dan usaha yang diperlukan.

9. Tan Lalana

Tan Lalana berarti tanpa istirahat selalu memikirkan kemajuan pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seorang pemimpin harus terus berorientasi pada kebaikan dan pembangunan tanpa kenal lelah.

10. Gineng Pratigina

Seorang pemimpin seharusnya memiliki kualitas, keunggulan, dan bakat khusus yang melebihi rata-rata masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjalankan tugas kepemimpinan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

11. Nayakken Musuh

Konsep ini menegaskan bahwa seorang pemimpin harus senantiasa mampu mengatasi musuh negara, baik dari dalam maupun dari luar. Musuh dapat berupa ancaman militer, ancaman keamanan dalam negeri, atau tantangan lain yang mengancam kedaulatan dan kestabilan negara.

12. Dibyacita

Seorang pemimpin harus memiliki sifat daivi sampad (sifat kedewataan) yang menuntunnya untuk selalu berupaya menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat, mirip dengan keadaan yang terjadi di surga. Ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang bermoral dan beretika untuk kebaikan bersama.

13. Tan Satresna

Konsep ini menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak boleh terjebak dalam nafsu birahi atau keinginan pribadi yang tidak sejalan dengan kepentingan negara dan masyarakat. Seorang pemimpin harus menjauhi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

14. Asih i Samastabhuwana

Seorang pemimpin harus mengasihi bumi beserta isinya serta bertanggung jawab untuk melestarikan alam dan keanekaragaman hayati. Konsep ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan memberikan perlindungan kepada semua makhluk hidup, termasuk manusia dan hewan.

15. Sumantri

Seorang pemimpin harus menjadi penasihat yang bijaksana bagi semua orang, termasuk bawahan dan pimpinan tertinggi. Konsep ini menekankan pentingnya komunikasi yang baik, kerjasama, dan konsultasi dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

Penutup

Demikianlah konsep kepemimpinan Pancadasa Paramiteng Prabhu yang tersurat dalam Kakawin Nagarakretagama karya Mpu Prapanca. Kelimabelas konsep kepemimpinan tersebut melekat pada diri Mahapatih Gajah Mada, yang secara historis dilegitimasi sebagai pimpinan tertinggi pemerintahan Kerajaan Majapahit yang berhasil membawa negaranya pada puncak kejayaan yang gemilang. Kepemimpinannya patut ditiru karena konsep kepemimpinannya diyakini merupakan konsep kepemimpinan Hindu yang universal. Konsep kepemimpinan Hindu bertujuan mengatasi segala kejahatan, menyirnakan kepapaan seluruh masyarakat.
Posting Komentar

Posting Komentar