UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pawukon: Mengungkap Watak dan Kepribadian Berdasarkan Dari Wuku Kelahiran dalam Primbon Bali

Watak Menurut Wuku Kelahiran
Hari yang paling penting, bahkan dianggap spesial bagi banyak orang, adalah hari kelahiran mereka sendiri. Sebagian besar dari kita percaya bahwa hari kelahiran memiliki pengaruh yang besar terhadap tabiat atau watak seseorang. Banyak yang meyakini bahwa sifat dan kepribadian seseorang dapat diprediksi berdasarkan hari kelahirannya, meskipun ada juga yang meragukannya.

Terlepas dari keyakinan pribadi, perdebatan tentang pengaruh hari kelahiran terus berlanjut. Di sini, kita akan menjelajahi konsep watak kelahiran manusia, di mana sifat atau tabiat seseorang dipercaya dapat diramalkan berdasarkan wuku hari kelahirannya. Wuku adalah siklus 30 mingguan dalam kalender Bali yang digunakan untuk menentukan waktu yang baik untuk berbagai aktivitas, termasuk kelahiran seseorang. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, setiap wuku memiliki watak atau sifat khas yang dipercayai memengaruhi seseorang yang lahir pada periode tersebut. 

Pengertian Pawukon

Pengertian Pawukon
Konsep perhitungan wuku, yang dikenal sebagai Pawukon, masih dipegang teguh oleh masyarakat Bali, terutama dalam menentukan hari-hari baik dan buruk untuk melakukan berbagai aktivitas. Wuku adalah suatu siklus dalam penanggalan kalender Saka Bali yang berlangsung selama 7 hari atau satu minggu. Dalam kalendar Bali, siklus wuku memiliki durasi 30 pekan atau setara dengan 210 hari, dengan masing-masing pekan memiliki nama yang khas.

Dasar dari perhitungan wuku adalah pertemuan dua sistem penanggalan lainnya dalam kalendar Bali, yaitu sistem Pancawara dan Saptawara, yang kemudian dijadikan satu kesatuan. Sistem pancawara terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari. Dengan menyatukan kedua sistem ini, masyarakat Bali dapat menentukan hari-hari yang dianggap paling proporsional untuk berbagai keperluan, mulai dari upacara keagamaan hingga aktivitas sehari-hari.

Watak Kelahiran Menurut Wuku

Watak Kelahiran Menurut Wuku
Berikut adalah watak kelahiran seseorang menurut Wuku dalam kalender Bali:

1. SINTA

  • Dewa Bhatara Yamadipati, pangawak surya, pohonnya kayu putih, burung gagak, Pasimpenan Gedong terkunci di depan, lumbung sepi. 
  • Tabiatnya: Pencemburu, keras hati, nafsu besar, bicaranya enak, perintahnya keras di depan, di dalam sejuk, menjadi tempat pernaungan orang-orang sengsara, tekun dalam tugas, murah hati, banyak pelupa. Bahayanya setelah setengah umur. 

2. LANDEP 

  • Dewa Bhatara Mahadewa, pengawak kala wisaya, pohonnya kayu angsana, burung atat, Pasimpenan Gedong di depan tertutup, lumbung sepi.
  • Tabiatnya: Gemar sembahyang, tajam pikirannya, perintahnya tegang tetapi sejuk didalam, rupawan, dicintai oleh orang-orang besar, menjadi pernaungan orang-orang susah, banyak kebahagiaan. Bahayanya ditimpa pohon.

3. UKIR 

  • Dewa Bhatara Mahayakti, pangawak gunung, pohonnya kayu nagasari, burung manyar, Pasimpenan Gedong tunggal di depan.
  • Tabiatnya: Pemurah, budi pekerti baik, rupawan, cakap sembarang kerja, perasa, suka memperlihatkan kemampuan, disenangi oleh atasannya, hidupnya senang. Bahayanya dianiaya. 

4. KULANTIR 

  • Dewa Bhatara Langsur, pangawak gunung, pohonnya kayu randu, burung perkutut, Pasimpenan gedong tertutup dan berguling, lumbung yusak.
  • Tabiatnya: Kemauannya keras, keburu nafsu, suka tidur, suka bertengkar pintar memikat hati orang, menyerah pada nasib, tidak bisa menyimpan rahasia, kena fitnah. Bahayanya jatuh.

5. TOLU 

  • Dewa Bhatara Bayu, pangawak sangkala gowa, pohonnya walikukum, burung perkutut, Pasimpenan Gedong di depan cukup, lumbung tetap.
  • Tabiatnya: Pemberani, bijaksana, pandai bicara, suka bepergian, murah hati, kerjanya cepat, kuat begadang, kebahagiaanya kelak, besar angkuhnya. Bahayanya di tanduk. 

6. GUMBREG

  • Dewa Bhatara Chandra, pangawak bumi, pohonnya kayu beringin, burung keker, Pasimpenan gedong terbuka, lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Jujur, tepat janji, kata-katanya manis, penglihatannya tajam, perintahnya tenang dimuka tegang dibelakang, orag-orang suka bernaung kepadanya, kadangkala budinya liar, disenangi oleh pejabat tinggi, pemurah, banyak b bicara. Bahayanya hanyut atau tenggelam di air.

7. WARIGA 

  • Dewa Bhatara Semara, pangawak toya, pohonnya kayu sulastri, burung garuda, Pasimpenan Gedong tertutup, lumbung rusak.
  • Tabiatnya: Selalu sedih, pelupa, kena perkara, rupawan, kerap beristri, dengki, iri hati, banyak orang senang padanya, cemburuan, tidak suka kumpul dengan teman, kemauannya besar. Bahayanya terlibat suatu perkara.

8. WARIGADIAN 

  • Dewa Bhatara Maharesi, pangawak gandarwa, pohonnya kayu cemara, burung betet Pasimpenan Gedong tertutup. 
  • Tabiatnya: Kemauannya keras, banyak kesenangannya, tanggungannya berat, baik budi, tidak suka merendah, bersemangat mencari penghidupan, keputusan kasih. Bahayanya kena desti atau ilmu hitam.

9. JULUNGWANGI 

  • Dewa Bhatara Sambhu, pangawak teja, pohonnya kayu cempaka, burung kutilang, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung kosong.
  • Tabiatnya: Suka plesir, lincah, pengasih, berbau harum semerbak, murah hati, terkenal, dekat rejekinya, kecakapannya diakui, dicintai orang banyak. Bahayanya akan diterkam macan. 

10. SUNGSANG 

  • Dewa Bhatara Ghana, pangawak sang kala aji, pohonnya kayu langsat, burung nuri, Pasimpenan Gedong terbuka lumbung berisi.
  • Tabiatnya: Suka bepergian, suka curiga, pemboros, gemar barang milik orang lain, loba pekerjaan, keras budinya, sering bingung. suka persoalan ilmu, saat tenang dia pintar, pemurah tapi tidak ikhlas. Bahayanya kena senjata.

11. DUNGULAN 

  • Dewa Bhatara Kamajaya, pengawak dalang, pohonnya kayu tangan, burung garuda, Pasimpenan Gedong terkunci, lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Ramah dan sabar, gemar bekerja, suka beramal suka barang milik orang lain, sering susah, kurang cermat, rejekinya sedikit, tangkas bicaranya, terhalang karena kesedihan, kapan tenang baru muncul kejayaannya. Bahaya karena berselisih.

12. KUNINGAN 

  • Dewa Bhatara Indra, pangawak sang kala dengen, pohonnya kayu wijayakusuma, burung kepudang, Pasimpenan gedong terbuka lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Suka menyendiri, kadang-kadang kikir, enak bicaranya, sangat teliti dan berhati-hati, pandai, pekerjaannya baik. Bahayanya diambil.

13. LANGKIR 

  • Dewa Bhatara Kala, pangawak sang welaka, pohonnya kayu inggas, burung celilingan, Pasimpenan Gedung terbuka, lumbung berisi. 
  • Tabiatnya: Budinya kuat, bicaranya ramai, pemberani, keras kepala, sering marah, tidak senang didekati orang. Bahayanya kena perbuatan jahat.

14. MEDANGSIA

  • Dewa Bhatara Brahma, pangawak sang pandu, pohonnya kayu asam, burung belatuk, Pesimpenan Gedong terkunci, lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Keras, tenang akan perintahnya, banyak kesenangannya, disegani orang, menjadi pelindung orang miskin, hemat dan cermat akan miliknya, banyak rejekinya. Bahayanya terkena panas bara api.

15. PUJUT

  • Dewa Bhatara Guritna, pangawak sang mertanjala, pohonnya kayu pule, burung jalak, Pasimpenan Gedong berisi, lumbung berisi.
  • Tabiatnya: Pendiam, bila marah sangat keras, rupawan, disana sini disenangi orang, besar hatinya, halus budinya, besar hasratnya, tidak suka dilangkahi, besar rejekinya, suka berhias. Bahayanya kena finah.

16. PAHANG 

  • Dewa Bhatara Tantra, pangawak sang ekakawi, pohonnya kayu kendayakan, burung perkutut, Pasimpenan Gedong terkunci, lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Giat bekerja, suka dipuja, ucapannya melebihi, kadangkala boros, tidak sayang akan dirinya. Bahayanya terhalang kena perangkap dan dianiaya. 

17. KRULUT

  • Dewa Bhatara Wisnu, pangawak korawa, pohonnya kayu paryata, burung sepahan, Pasimpenan terbuka, lumbung berisi. 
  • Tabiatnya: Hatinya kuat, bicaranya lancar, waspada, setia akan tugasnya, berhati suci, gemar akan sanak saudara, suka pamer harta, berjiwa kesatria. Bahayanya kena tekanan susah, dianiaya. 

18. MERAKIH 

  • Dewa Bhatara Surenggana, pangawak sang Rama, pohonnya kayu kemiri, burung merak, Pesimpenan Gedong terbuka, lumbung kosong. 
  • Tabiatnya: Lakunya sabar dan peramah, penuh bicara, tak senang disuruh pergi jauh, dekat rejekinya, bakti terhadap yang dipuji, menerima takdir. Bahayanya tertipu dan tenggelam. 

19. TAMBIR

  • Dewa Bhatara Siwa, pangawak bhuta, pohonnya kayu tengguli, : burung pranjak, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung bensi.
  • Tabiatnya: Congkak budi bicaranya, gemar mengobati, tahu rahasia atau bahasa bisikan, bicaranya kadang-kadang pedas, kikir, sering susah, rindu mengenal Dewa. Bahayanya kena pasangan dan terkena perangkap. 

20. MEDANGSIA 

  • Dewa Bhatara Basuki, pangawak sang mandala, pohonnya kayu kroya, burung kepudang, Pasimpenan Gedong tertutup, lumbung cukup. 
  • Tabiatnya: Sayang pada miliknya, bersih budinya, kuat imannya, gemar memberikan ajaran-ajaran, pandai berbicara, bersyukur, senang dengan air, peduli pada harta bendanya. Bahayanya kena tikam. 

21. MATAL 

  • Dewa Bhatara Sakri, pangawak mantri, pohonnya kayu maja dan nagasari, burung keker, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung bocor.
  • Tabiatnya: Gemar berdoa, gemar ilmu dukun, suka sebagai nelayan, keras hati, rupawan, jujur, tepat janji, disenangi oleh orang besar, besar rejekinya. Bahayanya berkelahi.

22. UYE 

  • Dewa Bhatara Kuwera, pangawak sang wayang, pohonnya kayu lontar, burung gogik, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung boros.
  • Tabiatnya: Sering didakwa, bahasanya halus, pandai memikat hati, suka menyenangkan hati orang, tidak suka pamer, mudah patah hati, tajam ingatannya, panjang umur, besar rejekinya, cemburu. Bahayanya kena fitnah.

23. MENAIL 

  • Dewa Bhatara Citragotra, pangawak anoman, pohonnya kayu manis, kayu tenggaron, burung manyar, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung terbakar. 
  • Tabiatnya: Pendiam, loba, suka berubah, meninggikan diri, pandai berkumpul dalam keramain, angkuh ingatannya, awas berjaga-jaga, lembut budinya, hemat pikirannya, kerja cepat makan sedikit. Bahayanya kena senjata tajam. 

24. PERANGBAKAT 

  • Dewa Bhatara Bisma, pangawak prabhu, pohonnya kayu tirisan burung urang-urangan, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung terbakar. 
  • Tabiatnya: Lincah lakunya, bicaranya berubah-ubah, kuat budinya, sayang pada miliknya, suka pada pemberian, hati kaku, giat berusaha, pemalu, panjang umur, berjiwa kesatria. Bahayanya jatuh. 

25. BALA 

  • Dewa Bhatara Durgha, pangawak lembu, pohonnya kayu cemara, burung keker, Pasimpenan Gedung tertutup, lumbung bolong.
  • Tabiatnya: Hatinya loba, senang membuat keributan, senang dengan orang jahat, besar rejeki tapi sombong, didekati oleh orang besar suka pamer kekayaan, kikir, keras hati, tidak cocok jadi pernaungan. Bahayanya kena racun dan ilmu hitam. 

26. UGU

  • Dewa Bhatara Singajalma, pangawak prasiwaka, pohonnya kayu boni, burung kepodang, Pasimpenan Gedung terbuka, Lumbung tertutup.
  • Tabiatnya: Sukar disuruh, hati pemberani, berwibawa, tinggi pengetahuannya pandai merendah, hemat, cermat, hati cemburu, kurang senang berkumpul, suka mementingkan diri sendiri, kikir. Bahayanya digigit ulat. 

27. WAYANG 

  • Dewa Bhatari Sri, pangawak jaya, pohonnya kayu cempaka, burung keker, Pasimpenan Gedong terkunci, lumbung berisi.
  • Tabiatnya: Banyak perilakunya, sukar disuruh, rupawan suka berhias, hati lekas kasihan, teliti, manis perintahnya, disukai orang besar. Bahayanya digigit ular, disenggot banteng. 

28. KELAWU 

  • Dewa Bhatara Sedana, pangawak Sangkara, pohonnya kayu lontar, burung nun, Pasimpenan Gedong terbuka, lumbung bolong,
  • Tabiatnya: Kuat hatinya, kokoh pendirian, belas kasihan, pandai menyenangkan hati sesamanya, pemboros, banyak kebahagiaan, tidak ada niat curiga, panjang umur. Bahayanya kena bisa atau racun ular. 

29. DUKUT

  • Dewa Bhatara Sakti, Pangawak purusha, pohonnya kayu pandanwangi, burung keker, Pasimpenan Gedong terkunci, lumbung ijuk.
  • Tabiatnya: Gemar senda gurau, keburu nafsu, kuat pikirannya, bila tersinggung cepat marah, disenangi orang besar, cermat, bisa jadi kaya. Bahayanya di medan perang. 

30. WATUGUNUNG 

  • Dewa Bhatara Anantabhoga, pangawak Brahma, pohonnya kayu wijayakusuma, burung gagak Pasimpenan Gedung terkunci, lumbung tertutup. 
  • Tabiatnya: Tajam penglihatannya, gemar berhias, suka mencari kesalahan orang lain, panjang lidah, tak suka keramaian, cemburu, gemar semadi, cepat takut, iri hati, banyak cita-cita. Bahayanya dianiaya.

Kelebihan Sistem Pawukon

Kelebihan Sistem Pawukon
Dibandingkan dengan horoskop versi lain, Pawukon dianggap memiliki kelebihan yang unik. Selain memberikan gambaran secara umum tentang kondisi fisik, karakter, atau watak seseorang, setiap wuku juga mampu mengungkapkan jenis naas (pengapesan) atau pantangan yang harus dihindari.

Penggambaran tentang keadaan fisik, karakter, serta sifat-sifat orang dalam setiap wuku disajikan melalui simbol-simbol seperti dewa, burung, bangunan, panji-panji, pohon, atau kayu. Selain itu, naas atau pengapesan seseorang selalu disertakan dalam perlambang sambekala. Namun, berbeda dengan ikon sederhana yang menandai masing-masing zodiak Barat atau shio Cina, ketigapuluh wuku dalam Pawukon digambarkan secara filosofis dengan gaya yang menarik, artistik, dan mendetail, sesuai dengan ulasan yang terdapat di setiap wukunya. Hal ini memberikan dimensi yang lebih dalam dalam memahami karakter dan nasib seseorang berdasarkan hari kelahirannya.

Penutup

Dalam budaya Bali, konsep watak kelahiran menurut Wuku dalam kalender Bali bukan hanya sekadar kepercayaan, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas dan warisan budaya yang turun temurun. Meskipun tidak dapat diukur secara ilmiah, banyak orang Bali masih memandang serius dan menghormati konsep ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Melalui sistem pawukon yang kompleks dan beragam simboliknya, konsep watak kelahiran menurut Wuku memberikan pemahaman yang mendalam tentang karakter dan nasib seseorang. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa sifat dan kepribadian seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh hari kelahirannya saja. Faktor-faktor lain seperti lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup juga turut berperan dalam membentuk diri seseorang.

Dengan demikian, meskipun kita dapat mempertimbangkan dan menghormati konsep watak kelahiran menurut Wuku, baiknya kita tetap membuka diri terhadap keunikan dan kompleksitas setiap individu, serta menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat kita.
Posting Komentar

Posting Komentar