UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pengertian Mantra: Memahami Proses Dalam Kegiatan Pembebasan Pikiran

Pengertian Mantra: Memahami Proses Dalam Kegiatan Pembebasan Pikiran
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mencari kedamaian dan kekuatan dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Dalam Agama Hindu, pencarian ini sering ditemukan melalui penggunaan mantra. Mantra bukan sekadar kata-kata, tetapi juga merupakan pintu menuju ke alam spiritual yang lebih dalam. Kali ini, kita akan menjelajahi pengertian dan makna di balik mantra dalam Agama Hindu, serta bagaimana mantra dapat menjadi sarana untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Mari kita memulai perjalanan ini untuk memahami esensi dari mantra dalam kehidupan.

Pengertian Mantra

Pengertian Mantra
Mantra adalah suatu kalimat atau bait doa yang terdiri dari kata-kata yang umumnya bersifat rahasia, yang dipergunakan oleh seorang pemuja untuk berkomunikasi dengan Tuhan atau sesuatu yang diyakininya. Kata Mantra (man·tra) berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari, "man" yang artinya manah atau pikiran dan "tra" yang artinya trana atau pembebasan, jadi Mantra adalah proses dalam kegiatan pembebasan pikiran.

Mantra dianggap sebagai alat komunikasi karena saat seorang pemuja mengucapkannya dalam persembahyangan, terjadi suatu bentuk komunikasi dengan Tuhan. Meskipun tidak secara langsung dua arah seperti komunikasi antara manusia, komunikasi ini tetap terjalin melalui ungkapan hati dan pikiran yang disampaikan dalam doa.

Komunikasi dalam persembahyangan seringkali bersifat rahasia karena hanya diketahui oleh pemuja dan Tuhan yang dipuja. Oleh karena itu, penggunaan mantra yang juga bersifat rahasia menjadi cara yang nyaman bagi pemuja untuk berkomunikasi dengan Tuhan dalam persembahyangan, sekaligus menjaga keintiman dan kerahasiaan dalam hubungan spiritual mereka.

Fungsi Mantra

Fungsi Mantra
Mantra, seperti bahasa pada umumnya, memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang menghubungkan pemujanya dengan Tuhan. Dalam konteks ini, bahasa dalam mantra berperan sebagai sarana untuk menyampaikan perasaan, keinginan, isi hati, dan kecintaan kepada Tuhan.

Seperti ketika kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, mantra juga berfungsi sebagai cara bagi umat Hindu untuk berinteraksi dengan Yang Ilahi. Setiap kata dalam mantra dipilih dengan cermat untuk merangkai ungkapan spiritual yang menggambarkan hubungan batin antara pemujanya dan Tuhan.

Dengan demikian, fungsi utama mantra adalah sebagai alat untuk mengekspresikan dan memperkuat ikatan spiritual antara individu dan yang Ilahi. Melalui pengucapan mantra yang penuh keyakinan dan ketulusan, umat Hindu dapat memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan dan merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan keberadaan spiritual yang lebih tinggi.

Kekuatan Mantra

Kekuatan Mantra
Mantra yang diucapkan sebagai alat komunikasi, hendaklah memiliki suatu kekuatan, dalam hal ini kekuatan keyakinan. Mantra harus benar-benar mewakili apa yang ingin disampaikan umat kepada Tuhannya. Sebab mantra yang diucapkan tanpa kekuatan keyakinan, seringkali tidak memberikan efek apapun karena berbeda dengan perasaan yang diwakilinya.

Mantra yang diucapkan sebagai alat komunikasi, hendaklah memiliki suatu kekuatan, dalam hal ini kekuatan keyakinan. Mantra harus benar-benar mewakili apa yang ingin disampaikan umat kepada Tuhannya. Sebab mantra yang diucapkan tanpa kekuatan keyakinan, seringkali tidak memberikan efek apapun karena berbeda dengan perasaan yang diwakilinya. 

Secara umum, kekuatan suatu mantra dapat ditentukan oleh beberapa hal yaitu:

1. Obyek

Tentu faktor yang satu ini sudah kita pahami bersama. Obyek atau kepada siapa mantra itu ditujukan, kita Pahami bersama, akibat keterbatasan umat Hindu sebagai manusia dalam, sangatlah penting untuk dipahami Seperti yang telah memahami kekuasaan Tuhan, menjadikan umat Hindu memuja Tuhan dalam berbagai manifestasiNya.

Manifestasi tersebut didasarkan pada kekuatan yang dipya oleh setiap golongan yang berbeda. Golongan profesi pedagang: petani, nelayan atau profesi lainnya memanifestasikan Tuhan kedalam wujud yang berbeda. Karenanyalah masyarakat diluar umat Hindu sering menyangka bahwa umat Hindu memuja banyak Tuhan. Untuk setiap manifestasi Tuhan yang dipuja tersebut, tentu saja mantra yang diucapkan harus disesuaikan dengan siapa yang dipuja. Hal ini sangat diperlukan untuk menambah keyakinan akan kekuatan mantra itu sendiri.

2. Tehnik

Tehnik atau bagaimana cara mengucapkan mantra ataupun melagukan suatu mantra sangat penting. Namun hal ini masih dapat ditoleransi sepanjang pengucapan isi mantra masih benar, meskipun terdapat perbedaan cara melagukan. Sebab cara melagukan sangat dipengaruhi oleh keragaman suku, serta adat budaya setempat. 

Apakah kesalahan pengucapan lafal kata dalam mantra dapat berakibat fatal? Tentu hal ini pun masih dapat ditoleransi, sepanjang niat yang diwakili oleh mantra itu mumi demi kebaikan. Tentu tidak dapat kita kesampingkan keyakinan umat Hindu bahwa sesungguhnya Tuhan maha tahu. Namun demikian berarti kesalahan tersebut tidak sepantasnya diperbaiki menuju kesempurnaan. Semaksimal mungkin mengucapkan lafal yang benar, tentu lebih baik dari pada yang salah.

3. Waktu

Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mengucapkan mantra? Atau pada kondisi mana suatu mantra akan mencapai kekuatan maksimal? 

Bila hal ini kita kaitkan dengan Tuhan, atau kepada siapa mantra itu ditujukan, barangkali kita boleh meyakini bahwa Tuhan akan senantiasa ada untuk mendengarkan doa kita. Akan tetapi bila kita kaitkan dengan umat sebagai pemuja yang mengucapkan mantra tersebut, tentu ada saat yang optimal untuk memperoleh kekuatan dari suatu mantra yang diucapkan, adalah ketika tubuh dan pikiran mencapai keadaan relaksasi yang dalam, atau tercapai konsentrasi yang mantap terhadap Tuhan yang dipuja.

Keadaan ini dapat dicapai dengan jalan melakukan Pranayama sebelum memanjatkan doa. Menghirup dan mengeluarkan nafas secara pelan dan tenang akan membantu tubuh mencapai keadaan relaksasi. Pada keadaan relaksasi yang dalam, disebutkan bahwa otak akan berada pada gelombang alfa, dimana doa yang disampaikan akan mencapai bawah sadar. Dengan cara seperti ini kekuatan doa dapat diharapkan akan lebih baik. 

Tentu saja untuk doa yang diucapkan saat mengaturkan sesajen sehari-hari, akan sulit melakukan pranayama. Pada saat seperti ini, konsentrasi keyakinan pada kekuatan mantra itu sendiri akan dapat membantu meningkatkan mutu mantra yang diucapkan, sehingga harapan atau perasaan yang ingin disampaikan dapat mencapai tujuannya.

4. Makna

Ini adalah faktor yang tidak kalah pentingnya dibandingkan faktor yang lainnya. Makna atau arti dari suatu mantra yang diucapkan hendaknya dipahami dan dihayati sebelum pengucapan mantra itu sendiri, sehingga tidak menjadi suatu kesia-siaan. Mantra adalah ibarat doa dengan bahasa sering kita ucapkan sehari-hari, hanya saja bahasa mantra dalam hal ini adalah Bahasa Sansekerta atau pun Bahasa Kawi. Sehingga perlu kita ketahui terjemahannya, dalam bahasa sehari-hari yang kita mengerti. Alangkah naifnya kalau kita bandingkan dengan menyanyikan sebuah lagu barat, tetapi tidak kita ketahui artinya. 

Bahasa Mantra

Bahasa Mantra
Mantra dalam agama Hindu umumnya sering kali menggunakan tiga jenis bahasa yang berbeda, diantaranya yaitu:

  1. Sansekerta: Bahasa Sansekerta merupakan bahasa utama yang digunakan dalam kitab suci Hindu, yaitu Weda. Bait-bait mantra dalam Veda umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta, yang dianggap suci dan memiliki kekuatan spiritual yang tinggi.
  2. Jawa Kuno (Kawi): Dalam perkembangan Agama Hindu di Jawa dan kemudian menyebar ke daerah lain seperti di Bali, beberapa mantra telah mengadopsi ragam bahasa Jawa Kuno atau Kawi. Ini mencerminkan pengaruh budaya lokal dalam praktik keagamaan Hindu di wilayah tersebut.
  3. Bahasa Daerah: Di beberapa daerah, seperti di Bali, di mana beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam pengucapan mantra dalam bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno, penggunaan bahasa daerah setempat menjadi alternatif. Ini memungkinkan praktisi untuk merasakan koneksi yang lebih langsung dengan mantra dan doa yang mereka ucapkan.

Penggunaan berbagai bahasa dalam mantra sebenarnya tidak menjadi masalah, selama inti dari mantra tersebut sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai yang terdalam dari pemujanya. Namun, bahasa Sansekerta tetap dianggap memiliki keistimewaan sebagai bahasa asli kitab suci Weda dan menambahkan keuniversalan agama Hindu sebagai agama yang diakui secara luas di dunia. Selain itu, penggunaan bahasa Sansekerta juga menegaskan wibawa dan kekuatan mantra dalam masyarakat Hindu, meningkatkan keyakinan akan kekuatan spiritual yang terkandung di dalamnya.

Jenis-jenis Mantra

Jenis-jenis Mantra
Mantra merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan yadnya. yadnya itu sendiri ada yang bersifat kontinyu atau sehari-hari, serta secara insidental atau pada saat-saat tertentu saja. Sebagai hasilnya, jenis-jenis mantra dapat dibedakan berdasarkan penggunaannya sebagaimana jenis-jenis yadnya yang telah disebutkan, yaitu:

1. Dainika Upasana Mantra

Dainika Upasana Mantra atau Mantra sehari-hari adalah jenis mantra yang sering digunakan oleh secara umum dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan Tuhan melalui pelaksanaan yadnya. Yadnya ini biasanya berupa persembahan sesajen sehari-hari (yadnya sesa) dalam lingkungan keluarga, sebagai bentuk penghormatan dan hubungan yang kontinyu dengan kekuatan ilahi.

Dalam praktiknya, setiap keluarga biasanya melakukan yadnya ini di rumah mereka sendiri sebagai bagian dari rutinitas harian. Mereka menggunakan mantra-mantra ini sebagai sarana untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan dan untuk memperoleh berkah serta perlindungan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Naimittika Upasana Mantra

Naimitika Upasana Mantra atau Mantra Insidentil adalah jenis mantra yang biasanya digunakan oleh seseorang pada saat-saat tertentu, seperti saat melaksanakan Manusa yadnya seperti Otonan dengan persembahan banten, saat menanam ari-ari, hari raya Saraswati, dan hai raya lain yang tidak terjadi setiap hari.

Penggunaan Naimittika Upasana Mantra terkait erat dengan momen-momen penting dalam kehidupan seorang Hindu, yang menandai perayaan, pertumbuhan, atau peristiwa penting dalam kehidupan seseorang atau keluarga. Mantra-mantra ini membantu memperkuat ikatan spiritual dalam rangka merayakan dan menghormati kesempatan khusus ini.

3. Mantra Khusus

Mantra khusus adalah jenis mantra yang merujuk pada mantra-mantra yang biasanya diucapkan secara pribadi oleh seseorang dalam hubungannya dengan profesi atau pekerjaan yang mereka jalani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Contohnya adalah mantra yang digunakan oleh seorang nelayan, petani, tukang, dan lain sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah mantra yang diucapkan saat melakukan aktivitas-aktivitas khusus lainnya.

Mantra khusus ini sering kali digunakan untuk memohon perlindungan, keberuntungan, atau kesuksesan dalam pekerjaan yang dilakukan. Mereka juga dapat berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh dari pekerjaan tersebut.

Penutup

Dengan penggunaan mantra, umat Hindu dapat mengekspresikan perasaan, keinginan, dan kecintaan mereka kepada Tuhan dengan penuh keyakinan dan ketulusan. Dalam setiap pengucapannya, mantra memancarkan kekuatan spiritual yang mendalam, yang memperdalam ikatan batin antara pemuja dan Tuhan mereka. Melalui mantra, komunikasi yang bersifat rahasia dan intim terjalin, memperkaya pengalaman spiritual dan membawa kedamaian serta keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai warisan budaya dan spiritual yang kaya, penggunaan mantra dalam praktik keagamaan Hindu terus menjadi bagian integral dari kehidupan umat Hindu di seluruh dunia. Dengan penuh keyakinan, ketulusan, dan kesadaran, pengucapan mantra menjadi sebuah persembahan spiritual yang membawa kedekatan dengan keberadaan yang lebih tinggi. Dengan demikian, mari kita terus menghidupkan tradisi mantra dalam praktik keagamaan kita dan memperkuat ikatan spiritual kita dengan Tuhan, sehingga kita dapat mencapai kedamaian dan pencerahan dalam perjalanan spiritual kita.

Refrensi :
  • Maknakala. (2020). Mantra Dan Yantra - Pengetahuan Yang Terlupakan.
  • Ida Panditha Mpu Jaya Wijaya. (2010). Doa Sehari-Hari Keluarga dan Masyarakat Hindu.
Posting Komentar

Posting Komentar