UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pengertian Atman: Percikan Terkecil Dari Brahman dan Sumber Segala Kehidupan Beserta Sifatnya

Pengertian Atman: Percikan Terkecil Dari Brahman dan Sumber Segala Kehidupan
Dalam ajaran agama Hindu, pemahaman Tuhan sebagai Wyapi Wyapaka Nirvikara, yang berarti Tuhan ada di mana-mana dan menempati setiap ruang dan waktu, menjadi dasar untuk memahami keberadaan ilahi yang melampaui batas-batas materi. Pemahaman ini mengilhami pencarian akan esensi spiritual manusia, yang tercermin dalam konsep Atman, inti dari eksistensi manusia dalam pandangan Hindu. 

Pemahaman tentang sifat-sifat Atman, menjadi penting dalam mengeksplorasi makna hidup dan hubungan manusia dengan dimensi spiritual yang lebih tinggi. Dengan pemahaman ini sebagai landasan, kita dapat menjelajahi peran dan fungsi Atman dalam kehidupan manusia, serta signifikansinya dalam mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan pencerahan spiritual.

Pengertian Atman

Pengertian Atman
Atman, atau Ātmā (:आत्म‍) adalah percikan terkecil kecil dari Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi yang hadir dalam setiap makhluk hidup. Dalam tubuh manusia, Atman dikenal sebagai Jiwatman, jiwa, atau roh yang bertanggung jawab menghidupkan manusia. Fungsinya dalam menghidupkan sarwa prani, atau semua makhluk di alam semesta ini.

Tanpa kehadiran Atman, indria atau indera-indera manusia tidak akan berfungsi. Atman dipercayai berasal dari Brahman, seperti sinar matahari yang memancar. Analogi ini menggambarkan Brahman sebagai matahari yang menyinari, sementara Atman-atman adalah sinar-sinar yang tersebar dan memasuki kehidupan semua makhluk. Dengan demikian, Atman merupakan esensi spiritual yang memberikan kehidupan dan makna dalam pandangan agama Hindu.

Atman dalam Bhagawdgita

Atman dalam Bhagawdgita
Dalam Bhagavadgita, ajaran tentang Atman menjadi salah satu pokok utama yang dibahas. Atman dipandang sebagai inti dari eksistensi manusia, yang memiliki hubungan yang mendalam dengan Brahman, atau Sang Hyang Widhi Wasa, sumber tertinggi keberadaan.

Atman dijelaskan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Kesadaran Universal, yang menghidupi dan memberi makna pada setiap individu. Bhagavadgita menjelaskan bahwa Atman itu abadi, tak tercipta, tak berubah, dan tak dapat dimusnahkan. Ini menekankan keberadaan Atman sebagai entitas yang tidak terpengaruh oleh perubahan dunia materi atau waktu.

Atman juga dijelaskan sebagai saksi dalam setiap tindakan manusia. Bhagavadgita menyatakan bahwa Atman yang ada di dalam diri setiap individu bersaksi atas semua tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut, baik yang baik maupun yang buruk.

Sifat-sifat Atman disampaikan dengan jelas dalam seloka berikut:
"Nai'nam chhindanti sastrani, na chai'nam kledayanty apo, na soshayati marutah"
Bhagavadgita, 23, II
Artinya:
Senjata tidak dapat melukai Dia, dan api tidak bisa membakar-Nya, angin tidak dapat mengeringkan-Nya, dan air tidak bisa membasahi-Nya.
"Achedyo 'yam adahyo 'yam, akledya 'soshya eva cha, nityah sarwagatah sthanur, achalo 'yam sanatanah"
Bhagavadgita, 24, II
Artinya:
Dia tidak dapat dilukai, dibakar, juga tidak dikeringkan dan dibasahi, Dia adalah abadi, tiada berubah, tiada bergerak, tetap selama-lamanya.
"Awyakto 'yam achintyo 'yam, Awikaryo 'yam uchyate, tasmad ewam widitasi 'nam, na 'nusochitum arhasi"
Bhagavadgita, 25, II
Artinya:
Dia dikatakan tidak termanifestasikan, tidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah, dan mengetahui halnya demikian, engkau hendaknya jangan berduka.

Dalam sloka-sloka diatas, "Dia" dan "Nya" merujuk pada Atman. Atman dijelaskan sebagai entitas yang tak tergoyahkan oleh elemen-elemen materi, abadi, dan tak terpikirkan. Oleh karena itu, Atman tidak dapat menjadi subyek maupun objek dari tindakan atau perubahan. Ini berarti bahwa Atman tidak terkena oleh perubahan yang terjadi pada pikiran, kehidupan, atau tubuh manusia. Meskipun semua bentuk ini dapat berubah, datang, dan pergi, Atman tetap abadi untuk selamanya.

Sifat-sifat Atman

Sifat-sifat Atman
Menurut kitab Bhagavadgita, Atman memiliki sifat-sifat yang menggambarkan keabadian dan ketidakterbatasannya yaitu:

1. Achedya

Atman tak terlukai oleh senjata, sifat Ini menggambarkan ketahanan dan kekekalan Atman terhadap segala bentuk kekerasan atau serangan fisik. Atman dianggap tidak dapat disakiti atau terluka oleh senjata apapun karena keberadaannya melampaui dimensi fisik dan material. Analoginya adalah seperti cahaya yang tidak bisa terganggu oleh bayangan atau angin yang tidak bisa merobek udara.

2. Adahya

Atman tak terbakar oleh api, sifat ini menunjukkan bahwa Atman tidak bisa dimusnahkan oleh api. Bahkan api yang paling besar dan membara sekalipun tidak bisa merusak atau membakar Atman karena sifatnya yang abadi dan tak terbatas. Analoginya adalah seperti angkasa yang tidak bisa terbakar oleh api yang terjadi di dalamnya.

3. Akledya

Atman tak terkeringkan oleh angin, sifat ini menggambarkan bahwa Atman tidak terpengaruh oleh angin atau udara. Seperti air danau yang tetap tidak akan kering meskipun terkena angin, Atman juga tidak akan terpengaruh atau terkeringkan oleh perubahan lingkungan atau kondisi eksternal. Ini menunjukkan ketahanan dan kestabilan esensi spiritual Atman yang tidak tergoyahkan oleh faktor-faktor luar.

4. Acesyah

Atman tak terbasahkan oleh air, sifat ini menyiratkan bahwa Atman tidak bisa dibasahi atau terpengaruh oleh air. Meskipun Atman mungkin berada di dalam lingkungan air yang luas seperti samudera, esensi spiritualnya tetap suci dan tidak terkontaminasi oleh unsur-unsur material. Ini menegaskan keabadian dan kemurnian Atman yang tidak terganggu oleh perubahan atau pengaruh lingkungan.

5. Nitya

Abadi, sifat ini menunjukkan bahwa Atman adalah abadi atau kekal. Atman tidak terpengaruh oleh waktu atau perubahan apapun, tetap ada selamanya tanpa awal atau akhir. Ini menegaskan bahwa esensi spiritual Atman adalah kekal dan tidak dapat dihancurkan, berbeda dengan benda-benda materi yang terbatas oleh waktu dan keadaan.

6. Sarwagatah

Ada dimana-mana, sifat ini menyiratkan bahwa Atman hadir di mana-mana, tidak terbatas oleh ruang atau lokasi fisik. Keberadaan Atman meresap ke dalam seluruh alam semesta, mengisi setiap sudut dan dimensi. Hal ini menegaskan bahwa esensi spiritual Atman melampaui batasan-batasan fisik dan material, hadir di setiap tempat dan saat.

7. Sthanu

Tak berpindah-pindah, sifat ini menggambarkan bahwa Atman tidak pernah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Atman tidak terikat pada perpindahan fisik atau perubahan posisi, melainkan tetap stabil dan tetap berada di tempatnya. Ini menunjukkan kekekalan dan ketidakbergerakan esensi spiritual Atman, yang tidak terpengaruh oleh perubahan ruang atau lokasi fisik.

8. Acala

Tak bergerak, sifat ini menegaskan bahwa Atman tidak pernah bergerak atau berubah-ubah. Meskipun terjadi perubahan di dunia fisik atau dalam kehidupan manusia, esensi spiritual Atman tetap tidak berubah atau bergerak. Ini menggambarkan kestabilan dan kekekalan Atman dalam keberadaannya, tidak dipengaruhi oleh perubahan atau pergerakan di dunia material.

9. Sanatana

Selalu sama, sifat ini menyiratkan bahwa Atman selalu tetap sama, tidak berubah dari waktu ke waktu. Atman adalah esensi yang abadi dan konsisten, tidak terpengaruh oleh perubahan atau fluktuasi apapun. Dalam konteks ini, esensi spiritual Atman dianggap selalu sama di antara semua makhluk hidup, karena semua Atman berasal dari sumber yang sama, yaitu Brahman.

10. Awyakta

Tak dilahirkan, sifat ini menggambarkan bahwa Atman tidak lahir atau tidak tercipta dari suatu proses. Atman tidak berasal dari materi atau unsur lainnya, tetapi eksis secara inheren dan abadi. Ini menegaskan bahwa esensi spiritual Atman adalah kekal dan tidak terkait dengan proses kelahiran atau penciptaan, melainkan ada sejak awal dan akan tetap ada tanpa akhir.

11. Acintya

Tak Terpikirkan: Atman memiliki sifat acintya, yang berarti tak terpikirkan atau tak terjangkau oleh pikiran manusia. Ini menunjukkan bahwa Atman tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh akal budi manusia atau pikiran yang terbatas. Keberadaan dan sifat sejati Atman melebihi kapasitas pemikiran manusia dan tidak dapat dijangkau oleh proses berpikir biasa.

12. Awikara

Tak Berubah dan Sempurna Tidak Laki-laki ataupun Perempuan: Sifat awikara menunjukkan bahwa Atman adalah tidak berubah dan sempurna, tanpa terpengaruh oleh perubahan atau ketidaktahuan. Selain itu, Atman tidak terikat pada konsep gender seperti laki-laki atau perempuan. Ini menegaskan bahwa esensi spiritual Atman adalah kekal dan tak tergoyahkan, serta melebihi dualitas atau batasan-batasan dunia material, termasuk perbedaan gender.
 
1. Achedya Tak terlukai oleh senjata
2. Adahya Tak terbakar oleh api
3. Akledya Tak terkeringkan oleh angin
4. Acesyah Tak terbasahkan oleh air
5. Nitya Abadi atau kekal
6. Sarwagatah Ada dimana-mana
7. Sthanu Tak berpindah-pindah
8. Acala Tak bergerak
9. Sanatana Selalu sama
10. Awyakta Tak dilahirkan
11. Acintya Tak terpikirkan
12. Awikara Tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.
Sifat-sifat ini menggambarkan esensi yang abadi, tidak terbatas, dan tidak terpengaruh oleh dunia materi, menjadikan Atman sebagai inti yang tak tergoyahkan dalam kehidupan spiritual manusia menurut ajaran Hindu.

Fungsi Atman Sebagai Sumber Hidup

Fungsi Atman Sebagai Sumber Hidup
Atman memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia menurut ajaran agama Hindu. Berikut adalah beberapa fungsi utama Atman sebagai sumber kehidupan:

  1. Atman sebagai Sumber Hidup Citta: Atman dianggap sebagai sumber dari citta, yang meliputi pikiran, perasaan, dan insting manusia. Segala aktivitas mental dan emosional manusia berasal dari Atman, yang memberikan energi dan kekuatan bagi fungsi-fungsi ini.
  2. Atman sebagai Penyebab Karma: Atman bertanggung jawab atas baik dan buruknya segala karma manusia. Karma, atau konsekuensi dari tindakan manusia, dipandang sebagai hasil dari interaksi Atman dengan dunia fisik dan moral. Atman mempengaruhi keputusan dan tindakan manusia, yang pada gilirannya menentukan akibat yang akan mereka alami.
  3. Atman sebagai Sumber Hidup Stula Sarira: Atman juga dianggap sebagai sumber kehidupan bagi stula sarira, yaitu badan kasar manusia. Meskipun badan fisik dapat terlihat sebagai entitas yang terpisah, keberadaannya bergantung sepenuhnya pada energi dan kehidupan yang diberikan oleh Atman.

Atman bukan hanya merupakan esensi spiritual yang abadi, tetapi juga merupakan sumber kehidupan yang memberikan arah, energi, dan tujuan bagi manusia dalam menjalani kehidupan mereka di dunia ini.

Jalan Menemukan Atman Melalui Catur Marga Yoga

Jalan Menemukan Atman Melalui Catur Marga Yoga
Dalam ajaran agama Hindu, menemukan Atman yang tersembunyi di dalam diri manusia dianggap sebagai tujuan tertinggi kehidupan. Untuk mencapai hal ini, terdapat Catur Marga Yoga, yang merupakan empat langkah cara untuk mencapai kesatuan dengan Atman:

  1. Karma Yoga: Melalui karma yoga, individu bertindak tanpa mengharapkan hasil, menjalani kehidupan dengan tindakan yang disiplin dan berbakti, tanpa terikat pada hasilnya. Karma yoga mengajarkan pentingnya bertindak dengan niat yang benar dan tanpa pamrih, sebagai cara untuk membersihkan diri dan menyatukan jiwa dengan Atman.
  2. Bhakti Yoga: Bhakti yoga menekankan pengembangan cinta dan pengabdian kepada Tuhan. Melalui doa, meditasi, dan ibadah, individu berusaha untuk meresapi diri dalam cinta ilahi dan mengalami kesatuan dengan Atman melalui devosi yang tulus.
  3. Jnana Yoga: Jnana yoga adalah jalan pengetahuan atau kebijaksanaan. Melalui refleksi, meditasi, dan pengamatan diri sendiri, individu mencari pemahaman mendalam tentang hakikat diri dan alam semesta. Pengetahuan ini membawa mereka menuju kesadaran akan keberadaan Atman di dalam diri mereka dan di seluruh alam semesta.
  4. Raja Yoga: Raja yoga, atau yoga kerajaan, melibatkan praktik meditasi, kontrol pikiran, dan konsentrasi. Melalui latihan fisik, pernapasan, dan meditasi yang disiplin, individu berusaha untuk menenangkan pikiran dan mencapai kesadaran penuh akan keberadaan Atman di dalam diri mereka.

Keempat jalan ini menyatukan jiwa manusia dengan Atman dan membawa mereka menuju kebahagiaan sempurna. Setiap individu dapat memilih jalan yang sesuai dengan kepribadian dan kecenderungannya. Namun, semua jalan ini harus dimulai dengan landasan moral yang kuat, karena kebersihan moral adalah kunci untuk membuka jalan menuju pemahaman dan kesatuan dengan Atman.

Penutup

Pemahaman tentang Atman dalam ajaran agama Hindu, khususnya yang diuraikan dalam Bhagavadgita, menunjukkan pentingnya memahami esensi spiritual manusia dan hubungannya dengan keberadaan yang lebih tinggi. Konsep Atman memperkuat keyakinan akan keabadian, ketidakberubahannya, dan ketidakterbatasannya sebagai inti dari eksistensi manusia.

Atman dianggap sebagai sumber kehidupan, kesadaran, dan kebijaksanaan yang melebihi batas-batas dunia material. Melalui praktik spiritual seperti yoga, meditasi, dan pengabdian kepada Tuhan, manusia dapat menyatukan jiwa mereka dengan Atman dan mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Bhagavadgita dengan jelas menyampaikan pesan bahwa Atman tidak terpengaruh oleh perubahan atau gangguan dunia luar, melainkan tetap abadi dan tak terpengaruh oleh waktu atau ruang.

Dengan memahami sifat-sifat unik dari Atman, manusia dapat memperkuat hubungan spiritual mereka dengan sumber yang lebih tinggi, mencapai kebahagiaan dan pencerahan yang sejati. Oleh karena itu, konsep Atman dalam agama Hindu memberikan landasan yang kuat bagi pencarian makna hidup dan pemahaman akan eksistensi manusia dalam alam semesta yang luas dan abadi ini.
Posting Komentar

Posting Komentar